Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar melemah
Kalimat Deduktif
Nilai tukar Rupiah ke Dollar saat ini menjadi sorotan bagi
masyarakat dan para pakar ekonomi. Kelemahan nilai tukar rupiah pada dollar
Amerika Serikat dinilai saat ini dapat menahan laju perkembangan ekonomi
nasional, hal ini dikarenakan tingginya ongkos yang di keluarkan untuk
kepentingan impor bahan mentah menjelang bulan Ramadhan. Perihal ini
dikarenakan beberapa besar bahan baku untuk rata-rata industri di Indonesia
dipenuhi dari impor, layaknya hanya seperti bahan bakar serta bahan industri
non-bahan bakar.
Salahsatu efek dari pelemahan rupiah yakni makin ketatnya
peraturan kartu kredit. Sebagaimana telat diketahui, perkembangan kredit akan
tunjukan perlambatan ekonomi, menyusul berlangsungnya kontraksi. Disamping itu,
inflasi serta nilai Rupiah yang meraih titik rekor tertingginya. Hal ini dapat
memaksa bank untuk mengurangi penyaluran kredit. Beberapa media juga menyorot
permasalahan ini. Salah satu permasalahan ini juga adalah dari utang valas.
Untuk pelaku sektor riil, pelemahan rupiah akan menghimpit
margin disektor manufaktur. Menurut data BPS 2011, City Research
mengidentifikasi bahwa kinerja sektor tersebut cukup rawan pada pelemahan nilai
tukar. Perihal ini lantaran manufaktur sangatlah bergantung pada impor bahan
baku oleh eksportir, serta pasar ekspor yang saat ini bisa dibilang rendah.
Pasar ekspor yang saat didominasi sebagian industri yang
terhitung dalam kelompok ini adalah kendaraan baja, bahan kimia dan farmasi
manufaktur. Akan tetapi ada juga industri yang mempunyai impor rendah atau
biasa disebut lob impor content, tetapi beberapa ekspor yang besar dapat
mendapat keuntungan dari melemahnya mata uang, seperti minyak kelapa
sawit,kertas dan manufaktur furnitur.
Kalimat Induktif
Selain menurunnya ekspor, perubahan
kebijakan moneter di negara adikuasa, misalnya Amerika Serikat juga
mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Amerika Serikat memperketat pembiayaan
atau likuiditas global. Dahulu, dolar gampang masuk ke Indonesia melalui
sejumlah proyek. Kini nilai tukar dolar terhadap rupiah semakin menguat hampir
di seluruh dunia. “Sekarang dolar kembali ke kandang masing-masing karena
ekonomi negara adikuasa mulai bergerak,”
Menurut Boediono tidak hanya Indonesia yang mengalami nilai tukar rupiah yang anjlok, melainkan juga Jepang dan Malaysia.
Boediono menyebut kegawatan ekonomi saat ini belum bisa dikatakan sebagai krisis. Hanya saja, ia mengimbau pemerintah pusat dan daerah untuk waspada terhadap situasi ini. Ia meminta pemerintah pusat dan daerah meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, investasi, dan melakukan pengurangan impor misalnya dengan mengganti solar dengan bio diesel. “Jangan santai-santai. Bisa saja pertumbuhan ekonomi kita anjlok hingga dua persen,” katanya.
Boediono juga meminta pejabat pemerintah selalu efektif dan efisien menggunakan anggaran. Kepala daerah, kata Budiono, hendaknya meningkatkan kualitas penyerapan anggaran. Salah satunya adalah mempermudah kalangan usaha untuk berinvestasi. Ia meminta kepala daerah menerapkan aturan usaha yang sederhana. Dia juga meminta pencabutan aturan yang menghambat kemudahan investasi.
Selama ini, pengusaha kerap mengeluhkan persyaratan yang terlalu rumit. Dampaknya pengusaha dari luar negeri dan Indonesia banyak yang pindah untuk berinvestasi ke negara lain. Misalnya pindah ke Vietnam dan Bangladesh karena persyaratan usaha lebih mudah. “Pemodal dalam negeri kalau diberi karpet merah di luar negeri ya ke sana. Jangan mengandalkan nasionalisme kalau menyangkut uang,”
Menurut Boediono tidak hanya Indonesia yang mengalami nilai tukar rupiah yang anjlok, melainkan juga Jepang dan Malaysia.
Boediono menyebut kegawatan ekonomi saat ini belum bisa dikatakan sebagai krisis. Hanya saja, ia mengimbau pemerintah pusat dan daerah untuk waspada terhadap situasi ini. Ia meminta pemerintah pusat dan daerah meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, investasi, dan melakukan pengurangan impor misalnya dengan mengganti solar dengan bio diesel. “Jangan santai-santai. Bisa saja pertumbuhan ekonomi kita anjlok hingga dua persen,” katanya.
Boediono juga meminta pejabat pemerintah selalu efektif dan efisien menggunakan anggaran. Kepala daerah, kata Budiono, hendaknya meningkatkan kualitas penyerapan anggaran. Salah satunya adalah mempermudah kalangan usaha untuk berinvestasi. Ia meminta kepala daerah menerapkan aturan usaha yang sederhana. Dia juga meminta pencabutan aturan yang menghambat kemudahan investasi.
Selama ini, pengusaha kerap mengeluhkan persyaratan yang terlalu rumit. Dampaknya pengusaha dari luar negeri dan Indonesia banyak yang pindah untuk berinvestasi ke negara lain. Misalnya pindah ke Vietnam dan Bangladesh karena persyaratan usaha lebih mudah. “Pemodal dalam negeri kalau diberi karpet merah di luar negeri ya ke sana. Jangan mengandalkan nasionalisme kalau menyangkut uang,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar