Cintaku Nyasar Di Nama
Cinta??? kalian pasti pernah
merasakannya. Ada yang berakhir bahagia dan ada juga yang berakhir dengan
pahit. Ya itulah yang namanya cinta. Klo semuanya berakhir dengan bahagia ga
seru donk. namaku April, ceritaku di mulai saat aku kelas 2 Smp. Aku adalah cewe
polos yang belum tau apa arti cinta yang sesungguhnya.
Saat pertama masuk kelas baru dan punya teman-teman kelas baru. Aku belum punya banyak teman yang aku kenal adalah cuma teman yang dulu waktu kelas 1 bareng. Dalam kelas itu aku baru liat cowo yang bisa mengalihkan pandanganku. Aku tidak tau kenapa. Mungkinkah aku jatuh cinta padanya entahlah.
Keesokan harinya adalah pelajaran olah raga. Aku berbincang - bincang sama teman yang baru aku kenal dia namanya Izza.
"Pril, Kamu rumahnya dimana?",
tanya Izza..
" Aku di komplek D “ jawab ku...
"Wah sama donk. Aku juga di komplek D deket rumahnya Radit loh" gumamnya..
"Radit siapa?" jawab ku dengan penasaran…
" Itu Radit yang lagi main basket" jawabnya. sambil menunjuk cowo yang aku kagumi…
" Oh dia.. " jawabku…
Aku heran ternyata dia satu komplek juga dengan ku, tapi aku ga pernah liat dia ya. Dan sekarang aku baru tau ternyata dia namanya Radit. lalu aku melihatnya yang sedang main basket. Dia ganteng banget klo lagi main basket. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh seseorang dia adalah Dwi.
"Hey... kamu lagi liatin siapa, Pril?” tanyanya.
"Ga apa-apa ko. Aku lagi mikir aja knapa dunia ini begitu sempit?
"Emang knapa?
"Ga kenapa-kenapa, oh ya pipi kamu tembem banget... pasti sering di cubitin cowo kamu ya?” ejek ku sambil mengalihkan pembicaraan.
"Emang pacar aku siapa?" jawabnya
"Radit kan" jawabku asal....
"Oh.. jangan-jangan kamu yang suka sama Radit" ejeknya..
"Enak aja. Siapa lagi yang suka sama Radit" lalu aku meninggalkan Dwi...
Keesokan harinya, tidak tau kenapa sepertinya hari ini ada yang beda, saat aku masuk kelas. Teman-temanku semuanya menatap aku. Aku tidak tau kenapa. Begitu pun saat Radit masuk mereka menatapnya.
" Aku di komplek D “ jawab ku...
"Wah sama donk. Aku juga di komplek D deket rumahnya Radit loh" gumamnya..
"Radit siapa?" jawab ku dengan penasaran…
" Itu Radit yang lagi main basket" jawabnya. sambil menunjuk cowo yang aku kagumi…
" Oh dia.. " jawabku…
Aku heran ternyata dia satu komplek juga dengan ku, tapi aku ga pernah liat dia ya. Dan sekarang aku baru tau ternyata dia namanya Radit. lalu aku melihatnya yang sedang main basket. Dia ganteng banget klo lagi main basket. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh seseorang dia adalah Dwi.
"Hey... kamu lagi liatin siapa, Pril?” tanyanya.
"Ga apa-apa ko. Aku lagi mikir aja knapa dunia ini begitu sempit?
"Emang knapa?
"Ga kenapa-kenapa, oh ya pipi kamu tembem banget... pasti sering di cubitin cowo kamu ya?” ejek ku sambil mengalihkan pembicaraan.
"Emang pacar aku siapa?" jawabnya
"Radit kan" jawabku asal....
"Oh.. jangan-jangan kamu yang suka sama Radit" ejeknya..
"Enak aja. Siapa lagi yang suka sama Radit" lalu aku meninggalkan Dwi...
Keesokan harinya, tidak tau kenapa sepertinya hari ini ada yang beda, saat aku masuk kelas. Teman-temanku semuanya menatap aku. Aku tidak tau kenapa. Begitu pun saat Radit masuk mereka menatapnya.
Tiba-tiba temanku
yang namanya hampir sama denganku yaitu Prilly. Menyapaku. Ya... namanya memang
hampir sama denganku namaku Apriliani Safitri, sedangkan dia Prilly Indah. Kami
sama-sama di panggil April. Tapi kami ga pernah masalahin itu semua. Lalu
pelajaran pun dimulai saat bapak guru absen aku
"Apriliani safitri" tanya guru
"Hadir,pa? sambil aku mengangkat tangan. Lalu tiba-tiba suara Aziz, ia salah satu teman kelasku yang jahil memotong pembicaraan ku. "Salah,pa namanya bukan Apriliani Safitri tapi Apriliani Hidayat" ketusnya.
Lalu teman-teman ku semuanya tertawa. aku baru sadar yang disambungin namanya sama namaku kan namaya Radit. Tepat sekali karena namaya Radit Hidayat. Aku heran ko mereka ngejekin aku sama radit klo aku suka sama radit padahalkan tidak. Aku tidak tau siapa yang nyebarin gosip ini. Kini setiap hari-hariku selalu diwarnai gosip itu. Kadang aku merasa bersalah sama Radit soalnya dia kan nggak tau apa-apa. Setiap hari dia di gosipin sama aku dan karena hal itulah aku dan Radit selalu menghindar. Kita jarang banget ngobrol.
Suatu ketika aku mendapat tugas kelompok dan yang menjadi kelompokku adalah Prilly, Nevy, Tika, Danis, Aziz, dan yang terakhir adalah Radit. aku tidak menyangka bakalan satu kelompok sama dia. Dan kamipun sepakat untuk mengerjakan tugasnya besok di rumahnya Tika.
Keesokan harinya sepulang sekolah kami bersma-sama ke rumahnya Tika. Selama perjalanan aku berbincang-bincang sama teman-teman yang lain kecuali sama Radit. Sikapku selalu digin kepadanya begitupun dia, aku tak tau kenapa aku bersikap kaya gitu mungkin karena kita takut kalo gosip yang beredar tambah marak.
Sesampainya di rumah Tika. Kami mengerjakan tugasnya bersama-sama dan saling berdiskusi. namun aku dan Radit tidak pernah saling menyahut, kita saling sibuk sendiri. Aku berdiskusi dengan Tika dan dia berdiskusi dengan Aziz. setelah selesai kami bersantai dan aku liat disitu ada gitar aku hampir mengambilnya lalu direbut duluan oleh Nevy.
"Ih... Nevy aku kan mau pinjam," kataku
"Kan aku dulan yang dapet" jawabnya
"Iya deh. Tapi nanti aku pinjam ya" ujarku
" iya" jawab Nevy...
Setelah Nevy bosen sama gitar itu ia memberikannya kepadaku. lalu aku mainkan, walaupun aku tidak jago main gitar, tapi tiba-tiba saat aku sedang memainkannya cincinku nyangkut di senar gitar,
"Apriliani safitri" tanya guru
"Hadir,pa? sambil aku mengangkat tangan. Lalu tiba-tiba suara Aziz, ia salah satu teman kelasku yang jahil memotong pembicaraan ku. "Salah,pa namanya bukan Apriliani Safitri tapi Apriliani Hidayat" ketusnya.
Lalu teman-teman ku semuanya tertawa. aku baru sadar yang disambungin namanya sama namaku kan namaya Radit. Tepat sekali karena namaya Radit Hidayat. Aku heran ko mereka ngejekin aku sama radit klo aku suka sama radit padahalkan tidak. Aku tidak tau siapa yang nyebarin gosip ini. Kini setiap hari-hariku selalu diwarnai gosip itu. Kadang aku merasa bersalah sama Radit soalnya dia kan nggak tau apa-apa. Setiap hari dia di gosipin sama aku dan karena hal itulah aku dan Radit selalu menghindar. Kita jarang banget ngobrol.
Suatu ketika aku mendapat tugas kelompok dan yang menjadi kelompokku adalah Prilly, Nevy, Tika, Danis, Aziz, dan yang terakhir adalah Radit. aku tidak menyangka bakalan satu kelompok sama dia. Dan kamipun sepakat untuk mengerjakan tugasnya besok di rumahnya Tika.
Keesokan harinya sepulang sekolah kami bersma-sama ke rumahnya Tika. Selama perjalanan aku berbincang-bincang sama teman-teman yang lain kecuali sama Radit. Sikapku selalu digin kepadanya begitupun dia, aku tak tau kenapa aku bersikap kaya gitu mungkin karena kita takut kalo gosip yang beredar tambah marak.
Sesampainya di rumah Tika. Kami mengerjakan tugasnya bersama-sama dan saling berdiskusi. namun aku dan Radit tidak pernah saling menyahut, kita saling sibuk sendiri. Aku berdiskusi dengan Tika dan dia berdiskusi dengan Aziz. setelah selesai kami bersantai dan aku liat disitu ada gitar aku hampir mengambilnya lalu direbut duluan oleh Nevy.
"Ih... Nevy aku kan mau pinjam," kataku
"Kan aku dulan yang dapet" jawabnya
"Iya deh. Tapi nanti aku pinjam ya" ujarku
" iya" jawab Nevy...
Setelah Nevy bosen sama gitar itu ia memberikannya kepadaku. lalu aku mainkan, walaupun aku tidak jago main gitar, tapi tiba-tiba saat aku sedang memainkannya cincinku nyangkut di senar gitar,
"Aduh Bagaimana nih.."
"Ih... gitarnya
nggak mau lepas dari kamu kali. Itukan gitarnya Radit" ejek Tika…
Aku lalu tersipu malu dan segera melepaskan gitar ini dari cincin ku. Lalu aku meletakannya kembali. Aku menyesal telah meminjam gitar itu. Gara-gara gitar itu aku jadi di ledekin.
Hari berganti hari, bulan pun berganti bulan, ini adalah saat-saat terakhir aku di kelas 2 karena seminggu lagi dah pembagian Raport. Pada hari itu aku tahu bahwa ternyata Prilly lah yang sebenarnya suka sama Radit. Dan sekarang aku tau kenapa aku di ledekin kalo aku suka sama Radit, padahal kan yang suka Prilly. Mungkin karena nama kami hampir sama jadi teman-teman kira akulah yang suka sama Radit. Tapi karena aku digosipin sama Radit, aku juga mulai menyukainya walaupun aku tidak berharap memilikinya. Tapi aku juga berfikir kasihan juga sama Prilly betapa sakit hatinya kalo setiap harinya mendengar gosip bahwa orang yang di cintainya disukai oleh orang lain. mungkin kalo aku jadi dia aku pasti nggak trima. Tapi bukan salahku juga kan? Soalnya yang mengejek aku suka sama Radit itu kan bukan aku, walaupun begitu aku merasa bersalah sama Radit dan Prilly. Sudahlah semuanya sudah terlanjur.
Aku lalu tersipu malu dan segera melepaskan gitar ini dari cincin ku. Lalu aku meletakannya kembali. Aku menyesal telah meminjam gitar itu. Gara-gara gitar itu aku jadi di ledekin.
Hari berganti hari, bulan pun berganti bulan, ini adalah saat-saat terakhir aku di kelas 2 karena seminggu lagi dah pembagian Raport. Pada hari itu aku tahu bahwa ternyata Prilly lah yang sebenarnya suka sama Radit. Dan sekarang aku tau kenapa aku di ledekin kalo aku suka sama Radit, padahal kan yang suka Prilly. Mungkin karena nama kami hampir sama jadi teman-teman kira akulah yang suka sama Radit. Tapi karena aku digosipin sama Radit, aku juga mulai menyukainya walaupun aku tidak berharap memilikinya. Tapi aku juga berfikir kasihan juga sama Prilly betapa sakit hatinya kalo setiap harinya mendengar gosip bahwa orang yang di cintainya disukai oleh orang lain. mungkin kalo aku jadi dia aku pasti nggak trima. Tapi bukan salahku juga kan? Soalnya yang mengejek aku suka sama Radit itu kan bukan aku, walaupun begitu aku merasa bersalah sama Radit dan Prilly. Sudahlah semuanya sudah terlanjur.
Setelah bertahun-tahun semuanya telah berlalu. Kini aku sudah kelas 3 sma, aku pun tak pernah mendapat kabar tentang Radit maupun Tentang Prilly. Saat itu aku diberi nomornya Radit oleh Ovie teman kelasku saat sama. Yasudahlah lalu aku smsan sama Radit dan aku bilang sama dia kalo aku minta maaf dan merasa bersalah karena aku, dia selalu di gosipin sama aku, dan diapun menerima maafku dan dia menganggapnya kenangan yang telah berlalu.
Setalah beberapa bulan.. aku mendapat kabar sedih bahwa Prilly telah meninggal dunia. Aku pun shock mendengar berita tersebut. aku menyasal karena dulu aku telah membuatnya sedih karena akulah yang sering digosipkan dengan Radit padahal dia yang sangat mencintai Radit bukan aku. Aku cuma bisa berdoa semoga Prilly bahagia disisi Allah walaupun tanpa cinta dari Radit....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar